Tuesday, April 19, 2011

Emansipasi Wanita

Beberapa hari lagi, kita akan merayakan hari Kartini. Jika dulu masih duduk di bangku sekolah, aku selalu berusaha memakai pakaian adat di saat hari kartini. Sebenarnya hal ini bukan karena kita pingin tampil cantik dengan pakaian adat yang beraneka warna, tetapi sebenarnya supaya kita selalu mengingat jasa beliau yang telah memberikan kita wanita Indonesia, kebesasan untuk berkarya dengan kemampuan yang telah kita miliki.
Ibu Kartini adalah pahlawan wanita. Saya salut dengan keberanian beliau yang tidak ingin para wanita hanya sebagai penghuni dapur, beliau ingin para wanita juga dapat berkarya di luar rumah. Beliau mengedepankan emasipasi wanita. Sebenarnya emansipasi wanita itu apa? Apakah kita para wanita harus sejajar kedudukannya dengan para pria? Apakah kita para wanita jangan mau ditindas kebebasannya oleh para pria?
Bila dilihat dari pengertiannya (yg pernah saya baca), emansipasi wanita adalah perjuangan wanita menuntut haknya agar bisa sederajat dengan laki-laki seperti hak untuk bekerja seperti laki-laki, hak berpendapat seperti laki-laki, hak menjabat posisi seperti laki-laki bahkan sampai dengan posisi presiden.Apakah itu berarti kita sebagai wanita harus bertarung dan mengalahkan pria?



Dulu ibu Kartini berjuang supaya para wanita jangan hanya berdiam diri dirumah saja, mengasuh suami dan anak, hanya memasak dan mencuci baju mereka. Tapi wanita masih bisa berkarya di luar rumah, hal ini terbukti, saat ini banyak wanita menjadi guru, jaksa, hakim, dokter, supir taksi, supir bis kota, bahkan presiden. Dengan ilmu yang mereka miliki, ibu Kartini ingin para wanita juga dapat memberikan sumbangsihnya untuk kemajuan negara dan bangsa.
Ibu Kartini hingga akhir hayatnya tetaplah seorang istri, tetaplah seorang ibu bagi anak-anaknya. Beliau tidak pernah melupakan kodratnya sebagai seorang ibu, sebagai seorang wanita. Beliau tetap mengabdi pada suaminya, melayani suaminya, pelindung bagi anak-anaknya.
Apakah itu Kodrat? Yang saya tahu, kodrat adalah pemberian dari Tuhan kepada kita hambanya tanpa bisa menolak. Seperti Allah telah mengkodratkan kita sebagai wanita, itu tidak bisa kita tolak, dan jangan pernah menolak. Sebagai wanita kita dikodratkan untuk melahirkan, mengalami menstruasi setiap bulan. Itu semua kodrat wanita.

Ada pelajaran berharga yang bisa saya tangkap dari ibu Kartini. Bahwa sehebat-hebatnya kita sebagai wanita, tetaplah kita adalah seorang istri yang menjadi pendamping suami. Dalam Islam seorang suami adalah imam bagi keluarganya, istri dan anak-anak adalah makmum. Sehebat-sehatnya wanita, apabila dirumah tetap harus patuh dengan suami, dalam hal ini maksudnya bukan patuh dan tunduk tanpa kita boleh mengutarakan pendapat.
Sebagai seorang ibu, kita harus tetap mengasuh anak-anak kita, tetap memberi perhatian atas perkembangan anak-anak kita. Sesibuk apapun kita sebagai wanita karir, tetap keluarga harus menjadi prioritas utama.


Seseorang sebaiknya tidak pernah menelantarkan keluarganya untuk mendahulukan bisnisnya dan pekerjaannya.
by Walt Disney

No comments:

Post a Comment