Tuesday, April 5, 2011

Perubahan Organisasi


Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif.
Perubahan yang terjadi dalam organisasi tidak serta merta langsung dapat diterima oleh anggotanya. Banyak terjadi pro dan kontra dalam menghadapi perubahan tersebut. Polemik ini biasanya dapat menurunkan kinerja perusahaan.
Dalam ilmu manajemen biasanya digunakan istilah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan terhadap adanya perubahan tidak selalu negatif karena justru pihak manajemen harus lebih berhati-hati dalam melakukan perubahan.

Penolakan terhadap perubahan tidak selalu nampak. Penolakan ada yang nampak dan ada yang tidak nampak. Penolakan yang nampak biasanya terlihat jelas dan langsung, seperti misalnya mogok kerja, demonstrasi, protes dan lain sebagainya. Sedangkan penolakan yang tidak nampak prosesnya lambat, seperti penurunan kinerja, loyalitas terhadap perusahaan menurun, loyalitas terhadap atasan menurun, menurunnya motivasi dalam bekerja.
Menurut Robbins, dalam bukunya,Organizational Behavior, Concepts, Controversies, and Application, 199. Resistance terjadi karena beberapa faktor, yaitu :
a. KEBIASAAN
Kebiasaan merupakan pola tingkah laku yang kita tampilkan secara berulang-ulang sepanjang hidup kita. Kita lakukan itu, karena kita merasa nyaman, menyenangkan. Begitu terus kita lakukan sehingga terbentuk satu pola kehidupan sehari-hari. Jika perubahan berpengaruh besar terhadap pola kehidupan tadi maka muncul mekanisme diri, yaitu penolakan.
b. RASA AMAN
Jika kondisi sekarang sudah memberikan rasa aman, dan kita memiliki kebutuhan akan rasa aman relatif tinggi, maka potensi menolak perubahan pun besar.
c. FAKTOR EKONOMI
Faktor lain sebagai sumber penolakan atas perubahan adalah soal menurun-nya pendapatan.
d. TAKUT AKAN SESUATU YANG TIDAK DIKETAHUI
Sebagian besar perubahan tidak mudah diprediksi hasilnya. Oleh karena itu muncul ketidak pastian dan keragu-raguan. Kalau kondisi sekarang sudah pasti dan kondisi nanti setelah perubahan belum pasti, maka orang akan cenderung memilih kondisi sekarang dan menolak perubahan.
e. PERSEPSI
Persepsi cara pandang individu terhadap dunia sekitarnya. Cara pandang ini mempengaruhi sikap.

Menurut Kurt Lewin, ada 3 pendekatan dalam perubahan organisasi, yaitu :

1. Unfreezing : Upaya-upaya untuk mengatasi tekanan-tekanan dari kelompok penentang dan pendukung perubahan. Status quo dicairkan, biasanya kondisi yang sekarang berlangsung (status quo) diguncang sehingga orang merasa kurang nyaman.
2. Movement : Secara bertahap (step by step) tapi pasti, perubahan dilakukan. Jumlah penentang perubahan berkurang dan jumlah pendukung bertambah. Untuk mencapainya, hasil-hasil perubahan harus segera dirasakan.

3. Refreezing : Jika kondisi yang diinginkan telah tercapai, stabilkan melalui aturan-aturan baru, sistem kompensasi baru, dan cara pengelolaan organisasi yang baru lainnya. Jika berhasil maka jumlah penentang akan sangat berkurang, sedangkan jumlah pendudung makin bertambah.

No comments:

Post a Comment